Kupang,Likurai.com-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menutup secara resmi kegiatan Retret Kepemimpinan Strategis Pejabat Struktural Lingkup Pemerintah Provinsi NTT Tahun 2025, yang berlangsung selama lima hari.
Kegiatan penutupan digelar di Aula El Tari Kupang,Senin, 13/10/2025.
Dalam arahannya, Gubernur Melki menekankan pentingnya perubahan pola pikir birokrasi menuju kerja kolaboratif, inovatif, dan terukur.
“Perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Dari Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda, pejabat eselon II, III, IV, sampai staf — semua harus memulai perubahan dari pribadi masing-masing untuk perubahan bersama menuju NTT yang kita cita-citakan,” tegas Melki.
Menurutnya, kegiatan retret yang diselenggarakan oleh BKD Provinsi NTT bekerja sama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) bukan sekadar membahas program kerja, tetapi juga membangun filosofi kepemimpinan baru yang berakar pada nilai dan tanggung jawab publik.
Melki menyoroti tantangan menurunnya dukungan fiskal dari pemerintah pusat, di mana transfer daerah semakin terbatas dan sebagian dikonversi menjadi program nasional. Kondisi ini, kata dia, menuntut seluruh perangkat daerah untuk semakin kreatif dan berani berinovasi.
“Kita harus melatih diri agar bisa berkreativitas dengan kondisi yang ada. Dulu kita terbiasa bergantung pada pusat, tapi sekarang kita harus menciptakan terobosan agar layanan publik tetap meningkat,” ujarnya.
Gubernur juga menegaskan pentingnya manajemen waktu dan disiplin kerja yang tinggi bagi seluruh pejabat Pemprov NTT.
Ia mencontohkan rutinitasnya sendiri yang terjadwal ketat dari pagi hingga malam, dan meminta agar setiap pejabat membuat agenda harian, mingguan, hingga per bidang secara jelas.
Melki mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini, termasuk BKD NTT, para asisten, staf ahli, serta seluruh pimpinan OPD yang telah mempersiapkan kegiatan dengan baik. Ia menegaskan bahwa hasil retret tidak berhenti pada kegiatan ini saja, melainkan akan ditindaklanjuti dengan komitmen tertulis dari masing-masing pejabat.
“Kita ingin buktikan bahwa kegiatan ini tidak berhenti di seremoni. Setiap pejabat harus menandatangani komitmen pribadi dan unit kerja untuk memastikan hasil retret ini benar-benar berdampak pada pelayanan publik,” kata Melki.
Gubernur juga mengingatkan agar seluruh OPD meninggalkan pola kerja sektoral dan membangun ekosistem kolaboratif lintas bidang. Ia menegaskan bahwa tidak ada pemimpin yang bisa membawa perubahan sendirian.
“Lupakan ego sektoral. Tidak ada pemimpin di Indonesia, termasuk di NTT, yang bisa membawa perubahan dengan kemampuan pribadi. Kita butuh kerja bersama, sinergi, dan kolaborasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Melki juga menguraikan strategi pembangunan berbasis Dasa Cita yang menjadi panduan utama program Pemprov NTT.
Setiap pejabat, katanya, harus menjadi motor perubahan yang memastikan setiap rupiah anggaran dibelanjakan dengan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Setiap rupiah yang kita keluarkan harus bermakna dan berdampak bagi publik. Itulah pemerintahan yang ingin kita bangun — transparan, terukur, dan berorientasi hasil,” tegasnya.
Menutup arahannya, Melki mengajak seluruh pejabat Pemprov NTT untuk tidak hanya menjadi birokrat yang administratif, tetapi juga “entrepreneur birokrasi” yang mampu menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
“Kita tidak bisa lagi bekerja dengan pola lama. Kita harus bertransformasi menjadi birokrat yang berpikir seperti entrepreneur — mendorong tumbuhnya pelaku usaha lokal agar uang dari program pusat berputar di NTT, bukan keluar dari NTT,” pungkasnya. (Yulius)
                
                