Kupang,Likurai.com — Masyarakat petani di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pembangunan sumur bor oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II melalui Satuan Kerja Air Tanah dan Air Baku (ATAB).
Kehadiran sumur bor ini dinilai menjadi solusi nyata bagi peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Donikson Laisnima, warga Dusun II Padang Beringin, Desa Nunkurus, yang juga Ketua Kelompok Tani Laskar Maju, mengatakan bahwa pembangunan sumur bor merupakan berkat besar bagi para petani yang selama ini mengandalkan sumber air terbatas.
“Pertama-tama kami bersyukur atas sumur bor yang dibangun oleh pemerintah di daerah kami. Kehadiran sumur bor dari BBWS NT II ini menjadi motivasi bagi para petani untuk memperluas lahan tanam dan meningkatkan volume tanam yang sebelumnya hanya sekali setahun, kini bisa sepanjang tahun,” ujarnya.
Menurut Doni, kehadiran sumur bor dengan jaringan irigasi air tanah (JIAT) di Dusun II Padang Beringin sangat membantu dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat.
Ia menilai, fasilitas ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah pusat terhadap kesejahteraan petani di daerah.
“Terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui BBWS NT II yang telah menghadirkan sumur bor beserta jaringan irigasi air tanah di tempat ini. Ini mewujudkan mimpi masyarakat petani di Nunkurus untuk meningkatkan produksi hasil pertanian kami,” tambahnya.
Ia menambahkan, hadirnya infrastruktur air tanah ini, masyarakat Nunkurus optimis dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan lokal.
"Pembangunan sumur bor JIAT menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan masyarakat dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Kupang,"katanya.
Hal senada disampaikan oleh Siprianus Padi, warga Dusun II lainnya. Ia mengatakan, sebelum adanya sumur bor dari pemerintah, petani di Nunkurus hanya mengandalkan sumur bor mandiri dengan debit kecil, sehingga hanya bisa menanam sekali dalam setahun.
“Kami sangat bersyukur atas perhatian pemerintah pusat. Dulu kami hanya bisa menanam sekali setahun karena debit air kecil, tapi dengan sumur bor ini, kami bisa menanam lebih sering dan hasilnya tentu akan meningkat,” ungkap Siprianus.
Ia menambahkan, pihaknya bersama para petani akan segera mengadakan rapat untuk membahas tata cara pemanfaatan air sumur bor agar penggunaannya lebih efisien dan berkelanjutan.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ATAB 1 Daud Djami melalui Daling, selaku Pelaksana Teknis (Peltek) pada PPK Air Tanah dan Air Baku (ATAB) 1 yang menangani proyek ini, menjelaskan bahwa pada Tahun Anggaran 2025 BBWS NT II melalui Satker ATAB membangun tiga unit sumur bor baru di Kabupaten Kupang, masing-masing berlokasi di Desa Nunkurus, Baubau, dan SMKN Naibonat.
Untuk Desa Nunkurus, kata Daling, sumur bor memiliki kedalaman pemboran 51 meter, dengan konstruksi di kedalaman 42 meter dan debit air mencapai 5,01 liter per detik.
Sumur yang dibangun tersebut kata mantan Peltek PPK OP SDA II ini, dilengkapi dengan 12 box bagi, jaringan pipa sepanjang 1.000 meter, dan mampu melayani lahan pertanian seluas 10 hektare.
Selain pembangunan baru, lanjutnya, BBWS NT II juga melaksanakan rehabilitasi terhadap 10 unit sumur bor JIAT di Kabupaten Kupang masing-masing 5 unit di Manusak dan 5 unit di Nunkurus. Saat ini, progres fisik rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi air tanah telah mencapai 65 persen.
“Kami berharap seluruh pekerjaan dapat selesai tepat waktu agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat,” tutur Daling.
(Yulius Seran/Likurai.com)
                
                