Kupang, Likurai.com — Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur melalui Satuan Kerja (Satker) PJN Wilayah IV Provinsi NTT menangani kerusakan gorong-gorong di ruas Jalan Nasional KM 180 Waerunu, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, yang rusak akibat banjir pada Januari 2025 lalu. Untuk memperbaiki kerusakan tersebut, BPJN NTT mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,8 miliar.
Penanganan ini ditandai dengan penandatanganan kontrak antara PPK 4.4 Provinsi NTT, Imanuel Nanggi Ang, ST dengan Pimpinan CV Floresta, Julius Budiono, pada Senin (03/11/2025) di Kantor BPJN NTT, Kupang.
Kegiatan ini turut disaksikan oleh Kepala BPJN NTT Janto, SE., ST., M.Sc, Keala Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Rofinus Ngilo, ST., MT, Kasatker PJN Wilayah IV Wilhelmus Sugu Jawa, ST., MT, Kasatker PJN Wilayah III Aan Marandius, ST., MT, dan Kasatker P2JN Andria Muharami Fitra, ST., MT.
Kepada wartawan PPK 4.4 Provinsi NTT, Imanuel Nanggi Ang, menjelaskan bahwa pekerjaan perbaikan difokuskan pada pembangunan box culvert berukuran 3x3 meter, disertai revetment pasangan batu di bagian hulu dan hilir gorong-gorong. Langkah ini bertujuan memperkuat struktur saluran air dan mencegah longsor susulan.
“Kegiatan ini mulai dikerjakan pada awal November dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2025,” ungkap Imanuel.
Sementara itu, Direktur CV Floresta, Julius Budiono, memastikan pihaknya siap menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak dan menjaga mutu hasil kerja.
“Kami optimistis pekerjaan ini dapat selesai tepat waktu. Komponen utama seperti box culvert sudah diproduksi di pabrik sehingga mempercepat proses pemasangan di lapangan,” jelas Julius Budiono.
Dalam arahannya, Kepala BPJN NTT, Janto, menegaskan pentingnya menjaga kualitas pekerjaan, profesionalisme, dan ketepatan waktu.
“Paket pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Kita semua punya waktu yang sangat terbatas, jadi mohon dijaga amanah yang sudah diberikan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar setiap tahapan pekerjaan dilakukan secara profesional dengan memperhatikan metode kerja dan keselamatan tenaga kerja di lapangan.
“Kualitas pekerjaan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Selain itu, Janto meminta seluruh pelaksana proyek memperkuat koordinasi dengan stakeholder di lokasi pekerjaan untuk mengantisipasi potensi kemacetan lalu lintas.
“Komunikasi di lapangan harus berjalan baik. Bila ada potensi gangguan atau kemacetan akibat aktivitas pekerjaan, segera koordinasikan dengan pihak pihak terkait agar aktivitas masyarakat selalu berjalan lancar ” tambahnya.
Menjelang musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada November–Desember, Kepala BPJN NTT juga mengingatkan agar pelaksana proyek mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi proses pekerjaan.
“Cuaca sudah mulai tidak menentu, beberapa hari terakhir hujan sudah turun. Ini harus diantisipasi sejak awal agar pekerjaan tidak terganggu. Semua risiko perlu diidentifikasi dan dicarikan solusi cepat,” tandasnya.
Dengan waktu pelaksanaan yang terbatas menjelang akhir tahun, Janto berharap seluruh pihak bekerja maksimal agar proyek dapat selesai tepat waktu, berkualitas, dan aman bagi masyarakat pengguna jalan. (Yulius)
                
                