Paduan Suara Gabungan SMPK Giovani, SD Tunas Gloria dan Paduan Suara Anak Paroki St. Yoseph Tampil Memukau di Ajang IPACS 2025 - Baomong.ID

Paduan Suara Gabungan SMPK Giovani, SD Tunas Gloria dan Paduan Suara Anak Paroki St. Yoseph Tampil Memukau di Ajang IPACS 2025

Paduan Suara Gabungan SMPK Giovani, SD Tunas Gloria dan Paduan Suara Anak Paroki St. Yoseph Tampil Memukau di Ajang IPACS 2025

Kupang,Likurai.com — Paduan suara gabungan dari SMP Katolik Giovani Kupang, SD Tunas Gloria, dan Paduan Suara Anak Paroki St. Yosep Naikoten berhasil memukau penonton dalam ajang  Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 Rabu (12/11/2025).

Dalam penampilannya, paduan suara ini membawakan tiga lagu yakni lagu Nina Noi yang merupakan lagu daerah asal Pulau Timor dan dua lagi berbasa inggris dengan judul lagu A Million Dreams dan lagu Under the sun.

Penampilan mereka berhasil menarik perhatian dan mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh tamu undangan dan peserta, termasuk Menteri Kebudayaan RI,  Gubernur NTT  dan Wali Kota Kupang serta  para delegasi dari 13 negara Pasifik yang hadir pun turut memberikan apresiasi atas penampilan memukau tersebut.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dan dedikasi para pendamping serta pelatih, yaitu Yasinta Bara, S.Pd., Gr., David De Araujo, S.Fil., Deasy Kurniawati Lau, S.Pd., Pieter P. Atasoge, S.H., dan Jeky Aldin A. Teuf, S.Pd., Gr.

Kepada wartawan, Yasinta Bara selaku pelatih sekaligus dirigen menyampaikan rasa bangga dan syukurnya atas pencapaian tersebut.

“Saya sangat bangga karena anak-anak mampu menampilkan yang terbaik di ajang internasional ini. Meski waktu latihan hanya sekitar tiga minggu, mereka menunjukkan kedisiplinan, kerja sama, dan semangat luar biasa,” ungkapnya.

Ia menambahkan, latihan dilakukan selama tiga Minggu di lingkungan sekolah dengan dukungan penuh dari para guru dan orang tua.

“Anak-anak bernyanyi dengan hati dan membawa semangat budaya NTT ke panggung Internasional,” tambah Yasinta.

Sementara itu, David De Araujo, S.Fil., yang berperan sebagai pengiring musik, menegaskan bahwa penampilan tersebut bukan sekadar ajang unjuk kemampuan vokal, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya daerah.

“Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak NTT tidak hanya berprestasi, tetapi juga mampu memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal ke tingkat internasional,” ujarnya. (Yulius)