Kupang,Likurai.com – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Air Tanah (OP JIAT) pada Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (Satker OP SDA) Nusa Tenggara II, tengah melakukan pembenahan terhadap 14 titik Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang tersebar di sejumlah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) OP JIAT, Ghozali Mahmud, ST., MT, kepada Likurai.com pada Senin, 26 Mei 2025, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan layanan irigasi air tanah bagi masyarakat, khususnya petani di wilayah terdampak kekeringan.
"Dari 14 titik yang dibenahi, sebanyak empat titik berada di Kabupaten Rote Ndao, lima titik di Kabupaten Sumba Timur, serta lima titik lainnya tersebar di Kabupaten Sumba Tengah dan Sumba Barat," ujar Ghozali.
Ia menambahkan, kegiatan fisik di lapangan saat ini sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada bulan Juni 2025. Total anggaran yang dialokasikan untuk proyek ini sebesar Rp6 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
Adapun ruang lingkup pekerjaan meliputi pergantian pompa, konversi sumber energi dari panel surya (solar cell) ke listrik, serta penggantian jaringan irigasi yang mengalami kerusakan.
Menurut Ghozali, pembenahan ini bertujuan agar air dapat dialirkan secara optimal dan berkelanjutan ke lahan pertanian masyarakat.
Lebih lanjut, Ghozali mengungkapkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 700 aset Jaringan Irigasi Air Tanah di seluruh wilayah NTT.
Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 30 persen yang berfungsi secara optimal. Sisanya, sebanyak 70 persen, belum berfungsi maksimal dan memerlukan rehabilitasi secara bertahap.
“JIAT yang belum berfungsi maksimal itulah yang terus kami benahi agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Ghozali. (Yuser)