Kupang,Likurai.com – Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang menorehkan prestasi lewat inovasi ramah lingkungan.
Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Undana berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan baku furniture dan bahan bakar minyak (BBM).
Inovasi ini dipamerkan kepada masyarakat saat kegiatan Car Free Day di Jalan El Tari, Kupang, pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Fakultas Teknik Undana melalui Program Studi Teknik Mesin menampilkan berbagai produk hasil daur ulang plastik, mulai dari meja dan kursi hingga minyak hasil pirolisis plastik.
Kepala LP2M Undana, Dr. Herry Kotta, ST., MT menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari riset terapan yang didanai melalui DIPA Undana.
Menurutnya, inovasi ini merupakan salah satu wujud nyata Undana dalam menjawab persoalan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Undana hadir dengan inovasi yang berdampak. Meskipun dananya terbatas, Fakultas Teknik berhasil menciptakan produk bernilai guna tinggi,” ujar Dr. Herry saat ditemui di lokasi kegiatan.
Ia menambahkan bahwa LP2M Undana terus mendorong riset-riset lintas prodi yang berorientasi pada solusi konkret terhadap persoalan masyarakat. Menurutnya, Undana harus menjadi problem solver yang hadir langsung di tengah masyarakat.
“Dengan tagline Undana Berdampak, kami ingin memastikan bahwa seluruh kegiatan kampus ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat luas,” tegasnya.
Tak hanya fokus pada pengolahan sampah, LP2M juga telah menginisiasi berbagai penelitian dan pengabdian di beberapa daerah di NTT. Di Kabupaten Malaka, sebanyak 124 dosen Undana diterjunkan untuk mengevaluasi proses pendidikan di sekolah-sekolah.
Di Rote Ndao, Undana mendampingi masyarakat dalam pengolahan rumput laut dan daging domba, sementara di Sumba Barat Daya, fokus diberikan pada breeding anak babi.
“Inovasi ini juga menjadi kontribusi nyata Undana dalam mendukung Pemerintah Kota Kupang mengatasi persoalan sampah,” pungkas Dr. Herry.
Sementara itu, Dody Adoe, S.T., M.Eng., selaku Kepala Bengkel Teknik Undana, mengatakan bahwa pihaknya siap menerima sampah plastik dari masyarakat untuk diolah menjadi furnitur maupun bahan bakar minyak.
“Untuk produksi furnitur, kami lebih membutuhkan sampah plastik berwarna putih. Karena itu, kami juga siap membeli sampah plastik dari masyarakat,” ungkap Dody.I
a menjelaskan bahwa satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan sekitar 700 mililiter hingga satu liter bahan bakar minyak. Bahan bakar tersebut bisa digunakan untuk mesin genset, sepeda motor, dan kebutuhan lainnya.
“Kami juga siap membimbing masyarakat yang ingin belajar mengolah sampah plastik menjadi produk bermanfaat. Jika dikelola dengan baik, ini bisa jadi peluang ekonomi baru,” ujarnya. (Yulius)