Hadir di Outreach Dinner Meeting FGBMFI Regional NTT, Wali Kota: Ini Bukan Sekadar Forum Bisnis, Tapi Sumber Harapan dan Kolaborasi - Baomong.ID

Hadir di Outreach Dinner Meeting FGBMFI Regional NTT, Wali Kota: Ini Bukan Sekadar Forum Bisnis, Tapi Sumber Harapan dan Kolaborasi

Hadir di Outreach Dinner Meeting FGBMFI Regional NTT, Wali Kota: Ini Bukan Sekadar Forum Bisnis, Tapi Sumber Harapan dan Kolaborasi

Kota Kupang,Likurai.com-Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menghadiri kegiatan Outreach Dinner Meeting Full Gospel Business Men's Fellowship International (FGBMFI) Regional Nusa Tenggara Timur yang berlangsung di Hotel Harper Kupang, Sabtu (2/8). Turut hadir Regional President FGBMFI NTT, Johanes Don Putra Gotama beserta jajaran pengurus anggota FGBMFI NTT, serta kepala perangkat daerah Kota Kupang.

Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan rasa syukur dan penghargaan yang tinggi kepada FGBMFI atas kontribusi nyata yang telah diberikan dalam mendukung pembangunan dan kehidupan sosial kemasyarakatan di Kota Kupang.

“Ketika mendapat kabar kegiatan, saya langsung minta tim protokol untuk atur waktu. Karena menurut saya, ini bukan sekadar undangan formal, tetapi panggilan untuk hadir di tengah komunitas yang memberi dampak besar bagi kota ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Christian menjelaskan bahwa FGBMFI merupakan wadah interdenominasi yang inklusif, tanpa memandang perbedaan latar belakang gereja atau denominasi. 

Di dalamnya, para pelaku usaha, profesional, dan tokoh-tokoh Kristen dari berbagai sektor dapat berkumpul, saling menguatkan, serta membagikan pengalaman hidup dan iman yang membangun.

“FGBMFI adalah ruang yang mempertemukan orang-orang dari berbagai profesi, yang bukan hanya membicarakan bisnis, tapi juga nilai-nilai spiritual, moral, dan solidaritas. Ini yang membuat kami di Pemerintah Kota Kupang sangat menghargai keberadaan FGBMFI,” tegasnya.

Wali Kota juga mengakui bahwa banyak anggota FGBMFI telah menjadi mitra strategis pemerintah dalam berbagai program sosial, termasuk upaya menjaga kebersihan kota. Ia mencontohkan kolaborasi dalam pengadaan tempat sampah yang bersih dan layak pakai sebagai wujud nyata semangat gotong royong.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Tapi ketika para pengusaha yang tergabung di FGBMFI ikut turun tangan, kami merasa didukung. Ini bukti bahwa gotong royong bukan hanya slogan, tapi nyata dijalankan,” ujarnya.

Selain itu, dr. Christian menekankan pentingnya harapan dalam kehidupan manusia. Menurutnya, FGBMFI bukan hanya forum pertemuan bisnis atau spiritual, tetapi juga menjadi ruang pemulihan harapan bagi mereka yang menghadapi tantangan hidup dan pekerjaan.

“Tanpa makan, manusia bisa bertahan beberapa minggu. Tanpa minum, mungkin beberapa hari. Tapi tanpa harapan, orang bisa kehilangan hidupnya seketika. Maka pengharapan itu jauh lebih penting dari segalanya,” tambahnya.

Wali Kota mengakhiri sambutannya dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bekerja bersama pemerintah membangun Kota Kupang sebagai rumah bersama. Ia memberi apresiasi kepada FGBMFI sebagai mitra yang berkontribusi tidak hanya secara materi, tetapi juga secara spiritual dan sosial.

“Terima kasih untuk FGBMFI. Semoga persekutuan ini terus menjadi tempat bertumbuh dalam iman, usaha, dan semangat kolaboratif. Kiranya semua yang hadir diberkati agar menjadi berkat bagi orang lain,” tutupnya.

Ketua Panitia, Herry Susanto, melaporkan bahwa rangkaian kegiatan sejak 1–2 Agustus 2025 berlangsung penuh sukacita dan berkat. Hari pertama dibuka dengan seminar rohani yang disampaikan oleh tim pengajar, dilanjutkan dengan Couple Senior Outreach Meeting yang menghadirkan kesaksian dan firman Tuhan yang menguatkan peserta.

Hari kedua diisi dengan pembekalan bagi para pemimpin pelayanan dan wanita FGBMFI yang berlangsung sukses dan mendapat respons positif. Panitia juga menyerahkan satu unit gitar sebagai dukungan terhadap pelayanan musik.

Menurut Herry, antusiasme peserta sangat tinggi sejak awal. Banyak yang awalnya meragukan efektivitas kegiatan karena waktu yang singkat, namun justru merasakan dampak rohani yang kuat. Beberapa peserta mengaku mendapat jawaban atas pergumulan pribadi melalui sesi-sesi yang diikuti.

Kegiatan ditutup dengan keyakinan bahwa malam terakhir bukanlah akhir, melainkan awal dari karya Tuhan yang terus berlanjut.

“Siapkan hati, buka hati, karena Tuhan masih akan menyampaikan firman dan berkat-Nya. Kesaksian akan terus menjadi budaya kita, karena kasih Tuhan telah nyata dan perlu terus disaksikan,” pungkasnya.

 Chris Dethan &  Eman Hala