Tinjau Lokasi Banjir Bandang Nagekeo , Wakil Gubernur NTT Pastikan Penanganan Cepat dan Tepat Sasaran - Baomong.ID

Tinjau Lokasi Banjir Bandang Nagekeo , Wakil Gubernur NTT  Pastikan Penanganan Cepat dan Tepat Sasaran

Tinjau Lokasi Banjir Bandang Nagekeo , Wakil Gubernur NTT Pastikan Penanganan Cepat dan Tepat Sasaran

Nagekeo,Likurai.com-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma melakukan kunjungan ke Kabupaten Nagekeo untuk meninjau secara langsung kondisi wilayah yang terdampak bencana banjir bandang yang terjadi pada 7–9 September 2025. 

Kunjungan berlangsung sejak pukul 14.30 WITA hingga 17.25 WITA dengan tujuan melihat kerusakan infrastruktur, kondisi masyarakat terdampak, serta merumuskan langkah tanggap darurat bersama Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan instansi terkait.

Dalam kunjungan ini, Wakil Gubernur didampingi jajaran Pemerintah Provinsi NTT, yaitu : Plt. Kalaksa BPBD Provinsi NTT, Samuel Halundaka, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Kanisius Mau, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Daud Natun, Kepala UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan Kupang, Wiljon Y. Foeh, Kepala Bidang Binamarga, Adi S. Mboeik.

Dari pihak Pemerintah Kabupaten Nagekeo turut hadir mendampingi yakni Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, Wakil Bupati Nagekeo, Gonzalo Gratianus Muga Sada, Dandim Ngada-Nagekeo, Letkol Imam Subekti. Kepala BPJN NTT Janto Mangiri, Camat Mauponggo, Leonardus Loda.

Banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Nagekeo meninggalkan jejak kerusakan signifikan dan trauma bagi warga. 

Dalam peninjauan di lapangan, Wakil Gubernur bersama rombongan menemukan kerusakan yang cukup parah, antara lain : • 27 unit bangunan irigasi hancur sehingga memutus pasokan air untuk lahan pertanian; • 24 titik kerusakan ruas jalan dengan total panjang sekitar 57 km, terutama di ruas Gako – Mauponggo dan Mauponggo – Maubawa, yang kini dalam kondisi rusak berat; • 7 jembatan utama mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dilalui, yaitu : 1. Jembatan Kelewae – Boloroga, 2. Jembatan Desa Lajawajo (Kampung Pajomala), 3. Jembatan Boloroga 2, 4. Jembatan Teodhae 1, 5. Jembatan Teodhae 2, 6. Jembatan Maukeli, 7. Jembatan Aewoe/Aetore, • 40 rumah warga hilang terbawa arus, 17 rumah rusak berat, dan 48 rumah mengalami kerusakan ringan.

Bencana ini juga menyebabkan korban jiwa dan pengungsian dalam jumlah signifikan. Data sementara mencatat : • 5 orang meninggal dunia; • 3 orang masih dinyatakan hilang, dalam proses pencarian oleh Tim SAR; • 16 orang mengalami luka-luka; • 747 kepala keluarga saat ini mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat.
Data ini masih bersifat sementara dan masih terus diperbarui sesuai perkembangan di lapangan.

Untuk memastikan bantuan cepat sampai ke masyarakat terdampak, Wakil Gubernur melakukan kunjungan langsung ke beberapa titik terdampak, termasuk desa-desa yang mengalami kerusakan paling parah, seperti Desa Sawu.

Pemerintah melalui BPBD dan Kementerian Sosial telah mendirikan tenda darurat, dapur umum, serta menyalurkan beras dan makanan siap saji. Sementara itu, PUPR, TNI, dan Polri dan pihak terkait bekerja keras membuka akses jalan dan jembatan yang terputus, sehingga bantuan bisa menjangkau desa-desa yang sebelumnya terisolasi.

Pemprov NTT memastikan distribusi bantuan dilakukan tepat sasaran, dengan prioritas bagi anak-anak, lansia, dan keluarga yang paling terdampak.

Wakil Gubernur menegaskan komitmen pemerintah untuk pemulihan secara bertahap, dimulai dari kebutuhan darurat hingga pembangunan jangka panjang.

Ibu Yosefina Meli Boa (35) warga setempat menceritakan pengalaman mengerikan ketika banjir bandang datang begitu cepat pada malam hari. 

Ia dan anaknya selamat dengan cara berpegangan pada batang pohon di tengah derasnya arus. Setelah beberapa saat bertahan, adik iparnya nekat berenang sambil berpegangan pada seutas tali untuk menyelamatkan mereka.

Namun, duka tak terelakkan. Suami, anak, serta salah satu kerabatnya ditemukan meninggal keesokan paginya, terjebak di dalam rumah yang tertimbun lumpur.

Beberapa warga lainnya juga masih kehilangan anggota keluarga yang belum ditemukan. Mereka berharap agar masa pencarian korban hilang dapat diperpanjang, sehingga setiap korban dapat ditemukan dan diberi pemakaman yang layak.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur NTT menegaskan komitmen pemerintah untuk hadir dan memberikan perlindungan kepada masyarakat terdampak.

“Pemerintah daerah NTT ikut berduka cita yang mendalam bersama para korban. Sesuai arahan langsung Presiden Prabowo, kami akan berupaya semaksimal mungkin menanggulangi semua kerusakan yang terjadi. 

Kami hadir di tengah masyarakat untuk memastikan setiap warga yang terdampak mendapat perlindungan, bantuan, dan harapan bagi masa depan mereka. Pemerintah juga berjanji akan memperpanjang masa pencarian serta memperkuat personel dan sarana pencarian,” tegas Wakil Gubernur saat bertemu langsung dengan para korban.

Selain memperjuangkan perpanjangan masa pencarian, warga juga menyampaikan kebutuhan mendesak, terutama air bersih, makanan, tempat tinggal sementara, serta perhatian khusus bagi anak-anak yang masih mengalami trauma.
“Kami sekarang kekurangan air bersih 

untuk makan, minum, dan kebutuhan sehari-hari. Bak penampung di hulu pecah, jadi kami hanya bertahan dengan persediaan yang ada sekarang. Kami benar-benar membutuhkan air bersih,” ungkap seorang warga terdampak bencana kepada Wakil Gubernur.

Kunjungan ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah dalam memberikan rasa aman dan memastikan percepatan pemulihan. Pemprov NTT bersama pemerintah kabupaten, TNI, Polri, dan instansi terkait berkomitmen melakukan penanganan bencana dengan prinsip lebih baik, lebih aman, dan berkelanjutan, agar masyarakat dapat kembali bangkit dengan harapan baru.

(Humas Biro AP/Yulius)